Diriku.




Seorang perempuan biasa yang lahir di kota Jakarta. Seperti anak lainnya yang tumbuh dengan kasih sayang kedua orang tua. Dengan harapan bisa menjadi perempuan bermartabat tinggi seperti namanya.

Jika kau bertemu dengannya, yang kau lihat bukan senyum manis yang terdapat pada wajahnya, melainkan wajah datar dengan tatapan yang tak biasa. Jangankan memperlihatkan lesung pipinya, bahkan senyum tipis di wajahnya saja tak ada.

Dia tak suka tersenyum, dia tak suka banyak bicara, dia tak suka terlihat ramah, dan dia tak suka dipandang sebelah mata. Apalagi dengan orang yang baru pertama melihatnya.

Maka dari itu, dia tak langsung memperlihatkan sifat aslinya. Karena banyak dari semua yang bertemu dengannya selalu menduga kalau dia bukan orang yang bisa di ajak menjadi teman bicara.

Dia terlihat cuek, tak pernah melihat sekeliling atau peduli pada teman sekelasnya, dia pendiam, dia tak pandai bicara, dia tak bisa mempercayai orang sekitarnya, dan mempunyai teman adalah hal tersulit baginya.

Dan satu yang terlalu mencolok akan dirinya adalah semua orang menduga dirinya pandai hanya karena satu fakta. Bahwa dia menggunakan tangan kirinya untuk menulis. Dan hal itu yang kadang membuat dia dianggap sombong karena tak ingin berteman karena memiliki kepintaran.

Tapi, kawan.

Itu hanya penilaian pertama dirimu saja terhadapnya. Itu hanya penilaian semua orang saat pertama kali melihatnya. Itu hanya penilaian dari orang yang tak mengenal dirinya dengan baik.

Karena ketika kamu sudah menjadi teman baiknya, bukan hanya senyuman yang selalu menghiasi wajahnya, tapi tertawa adalah hal yang sering dia lakukan sampai membuatmu suka mengira dia seperti orang gila.

Karena ketika kamu sudah menjadi teman bicaranya, bukan hanya bicara saja, dia suka membuat dirimu tertawa akan lelucon yang sebenarnya tak ingin dia lontarkan begitu saja.

Karena ketika kamu sudah menjadi teman yang sering bertemu dengannya, bukan hanya sapaan saja yang kau dapatkan, tapi pembicaraan kecil akan menjadi awalannya.

Karena ketika kamu sudah menjadi teman dekatnya, kamu akan tau kalau dia bukan seperti yang dibicarakan orang – orang. Bukan orang sombong yang sok kepintaran.

Karena ketika kamu sudah menjadi teman yang dia cari, kamu akan tau kalau dia jauh dari kata cuek, bahkan kamu akan bilang kalau dia termasuk orang yang cepat panik.

Karena ketika kamu sudah menjadi teman yang benar – benar tau dirinya, kamu akan tau kalau dia bukan orang yang tak mau tau. Dia pengamat terbaik yang kadang membuatmu keheranan karena hal itu.

Karena ketika kamu sudah menjadi teman yang paling mengerti dirinya, kamu akan tau kalau dia bukan orang yang tak memiliki teman. Hanya saja dia terlalu kaku dalam bergaul dengan banyak orang.

Dan yang terakhir, ketika kamu sudah menjadi teman yang paling dipercayainya, kamu akan tau kalau menangis adalah hal yang sering dilakukannya.


“Diriku ini akan tetap menjadi diriku. Walaupun dengan pendapat yang berbeda dari masing – masing orang yang pernah bertemu, aku akan tetap menjadi diriku. Tak ada niatan menjadi diri orang lain, selain menjadi diriku sendiri. Karena sampai kapanpun, walaupun banyak yang membenci diriku, akan ada satu orang yang akan teguh mencintai diriku, yaitu aku.”

                                                                        13:00
Myself.

Komentar

Postingan Populer